Sengaja Terdampar di Sukabumi
HiuBiru_
First post kali ini aku mulai dengan perkenalan (mungkin). Ah basi. Jadi aku memutuskan untuk menulis di blog dengan asumsi sebagai salah satu makhluk yang suka nulis (bisa jadi). Mungkin aku akan mengisinya dengan pengalaman dan berbagai cerita mengenai perjalanan hidup yang begitu (biru?). Aku awali dengan hobby, salah satunya traveling. Bagiku bisa menjejaki ke tempat tempat baru adalah sebuah kesempatan, kesempatan untuk belajar, mengenal tentang sesuatu. Dari sebuah perjalanan aku dapat menikmati beberapa pandangan baru,, ide-ide dan hal tak terduga lainnya. Aku merasa lebih ingin mengentahui dunia diluar sana.
Oke, bulan lalu aku dengan sengaja terdampar di Sukabumi, penuh dengan kayu, daun, batu kerikil, tanah, sungai dan bukit. Dengan durasi tiga hari dua malam beratapkan langit juga bintang. Sayang malam pertama turun hujan. Sudah ku bilang, banyak batu kerikil disana. Juga jalan jalan yang mirip roller coaster, rasanya nafasku hampir tertarik. Jadi ingat tanah pelosok.
Situ Gunung Suspension Bridge. This is first time, kakiku menapak pada sebuah jembatan kayu gantung. Sebenarnya aku tidak takut, jujur saja hanya sedikit kurang menyukai ketiggian. Selama melintas diatasnya, aku tidak mau dan tidak menyangggupkan untuk melihat ke bawah. Melirik saja tidak! Retinaku sudah berkompromi dengan syaraf-syaraf di otak. Seperti sebuah permainan politik, halus. Entah stimulus apa yang sudah mendoktrin kognisiku, rasa-rasanya aku mau jatuh, tejun bebas dari atas. Yang lain bahkan menertawakan ekspresiku. Dasar! Penonton maniak! Tapi aku tertawa setelahnya, dan setelah melihat wajah mereka, wajahku ikut memerah. Kabarnya Suspension Bridge memiliki panjang 243 m yang melintang diatas ketinggian jurang 161 m diatas permukaan tanah. Salah satu asumsi sebagai penyandang gelar jembatan yang terpanjang di Indonesia, bahkan di Asia. Indonesia memang luar biasa. Salah satu pemikiran optimisku mengatakan demikian.
Masih dalam satu titik lokasi, raga ku bergeser ke sumber kehidupan, Air. Orang-orang banyak mengatakannya begitu. Sudah cukup dengan ketinggian, aku beralih. Danau Situ Gunung. Terlihat hamparan Hidrogen disana, unsur paling melimpah dengan presentasi kira-kira 75% dari total masa unsur alam semesta. Aku menyukai pembawannya yang tenang, namun dapat mengikis dendam yang mengeras. Sesekali terlihat perahu kayu. Sayang sekali tidak kutemukan perahu kertas disana. Padalah aku mencarinya.
First post kali ini aku mulai dengan perkenalan (mungkin). Ah basi. Jadi aku memutuskan untuk menulis di blog dengan asumsi sebagai salah satu makhluk yang suka nulis (bisa jadi). Mungkin aku akan mengisinya dengan pengalaman dan berbagai cerita mengenai perjalanan hidup yang begitu (biru?). Aku awali dengan hobby, salah satunya traveling. Bagiku bisa menjejaki ke tempat tempat baru adalah sebuah kesempatan, kesempatan untuk belajar, mengenal tentang sesuatu. Dari sebuah perjalanan aku dapat menikmati beberapa pandangan baru,, ide-ide dan hal tak terduga lainnya. Aku merasa lebih ingin mengentahui dunia diluar sana.
Oke, bulan lalu aku dengan sengaja terdampar di Sukabumi, penuh dengan kayu, daun, batu kerikil, tanah, sungai dan bukit. Dengan durasi tiga hari dua malam beratapkan langit juga bintang. Sayang malam pertama turun hujan. Sudah ku bilang, banyak batu kerikil disana. Juga jalan jalan yang mirip roller coaster, rasanya nafasku hampir tertarik. Jadi ingat tanah pelosok.
Situ Gunung Suspension Bridge. This is first time, kakiku menapak pada sebuah jembatan kayu gantung. Sebenarnya aku tidak takut, jujur saja hanya sedikit kurang menyukai ketiggian. Selama melintas diatasnya, aku tidak mau dan tidak menyangggupkan untuk melihat ke bawah. Melirik saja tidak! Retinaku sudah berkompromi dengan syaraf-syaraf di otak. Seperti sebuah permainan politik, halus. Entah stimulus apa yang sudah mendoktrin kognisiku, rasa-rasanya aku mau jatuh, tejun bebas dari atas. Yang lain bahkan menertawakan ekspresiku. Dasar! Penonton maniak! Tapi aku tertawa setelahnya, dan setelah melihat wajah mereka, wajahku ikut memerah. Kabarnya Suspension Bridge memiliki panjang 243 m yang melintang diatas ketinggian jurang 161 m diatas permukaan tanah. Salah satu asumsi sebagai penyandang gelar jembatan yang terpanjang di Indonesia, bahkan di Asia. Indonesia memang luar biasa. Salah satu pemikiran optimisku mengatakan demikian.
Masih dalam satu titik lokasi, raga ku bergeser ke sumber kehidupan, Air. Orang-orang banyak mengatakannya begitu. Sudah cukup dengan ketinggian, aku beralih. Danau Situ Gunung. Terlihat hamparan Hidrogen disana, unsur paling melimpah dengan presentasi kira-kira 75% dari total masa unsur alam semesta. Aku menyukai pembawannya yang tenang, namun dapat mengikis dendam yang mengeras. Sesekali terlihat perahu kayu. Sayang sekali tidak kutemukan perahu kertas disana. Padalah aku mencarinya.
Lanjutkan
BalasHapusSyap
Hapus