Matahari



Prolog
.

Malam itu aku diajak oleh temanku, menyiapkan keperluan dan segala kebutuhan untuk sebuah event penyambutan mahasiswa baru. Merasa tidak ada agenda lain dan tidak mempunyai cukup alasan untuk menolak, sepertinya tidak apa-apa jika aku harus meninggalkan kasur ku yang nyaman ini untuk beberapa saat.

“Tapi nanti disana banyak temen-temenku lho?”

“Kukira kamu kurang nyaman dengan keramaian,”

“sebagian dari mereka sedikit gila,” sambungnya lagi,

 

“aku mau mencobanya,”

Ya, benar saja. Aku membiarkan langkah kaki ini membawa kemana dia akan pergi. Beberapa pengalaman saat SMA dulu memang cukup membuatku banyak diam dan sedikit berbeda. Ada beberapa sisa yang masih membekas, dan luka yang belum pulih. Dinding tembok yang dulu terbuka lebar pun kini kokoh, kuat dan rapat. Aku jadi lebih selektif lagi baik dalam berteman dan berinteraksi. Wajar saja jika aku memilih untuk diam ketika berada di kerumunan asing, apalagi sekedar basa basi ketika berinteraksi dengan orang yang baru ku temui. Terlalu bertele tele kurasa. Anggap saja menjadi orang yang to the point adalah hikmah dari semua itu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesama Sulung

Praktikum I